Sabtu, 05 Juni 2010

Saya bosan dibilang idealis hah

Tahukah anda? kebanyakan dari teman2 saya,
setelah mendengar alasan kenapa saya tidak ikut suatu event musik/band adalah karena event tersebut disponsori suatu @#$%*^$ tertentu (yang tidak saya cemarkan nama baiknya),
mengatakan bahwa saya idealis. padahal saya merasa bahwa saya sangat realistis, saya mempertimbangkan segala sesuatunya untuk mencapai alasan tersebut.

singkatnya= saya sering dibilang idealis, padahal saya rasa2nya realistis

*note= saya menyampaikan ini dengan asumsi bahwa, arti kata "idealis" yg dimengerti pembaca adalah :
a. lawan/kebalikan dari realistis;
b. pikiran/aksi yang sepertinya menentang/melenceng dari realitas ,atau dari pikiran yg muncul berdasarkan realitas
c. sesuatu pikiran/ide yang "too good to be true" dan hampir amat sangat tidak mungkin akan tercapai, atau butuh pengorbanan berliter2 keringat dari berjuta2 pasang ketiak manusia (belum termasuk volume deodorant)

padahal yang menurut saya ide yg lebih pantas disebut idealis adalah:

ikut event tersebut, lalu terkenal, lalu album laris, lalu kaya raya (ideal sekali bukan?)

setelah hal ini saya pikirkan, saya temukan bahwa, sebentar... ini cuma theory (arti kata theory dengan berbeda2 di macam2 kamus, dan konteks kalimat):

saat kita mempertinggi dan memperluas ke-realistis-an kita, maka seringkali orang2 akan melabel kita sebagai idealis, dan seringkali (seringkalinya sering sekali) penyebabnya adalah, karena realitas yg kita pertimbangkan:
a. berada jauh dari jangkauan kebanyakan.
b. simply ignored (diabaikan) oleh kebanyakan.
c. mengganggu ke-nyaman-an, atau terasa amat tidak nyaman bagi kebanyakan.

jaman dulu bagi masyarakat eropa, sebuah benua di seberang laut adalah sebuah idealisme yang diabaikan orang (ngapain nyebrang laut buang2 nyawa), namun beberapa saat setelah cerita columbus mendarat di "india" sampai di peradaban barat, tiba-tiba semua mulai "menyadari" munculnya banyak tanah berhektar2 luasnya yang tak dibangun rumah/properti (apalagi tanpa surat kepemilikan yang jelas) dan hanya dihuni segelintir manusia yang tidak bersenjata api (hal ini seperti hadiah dari surga... yang sekarang hanya dapat terjadi di video game), benua tersebut menjadi realistis, karena keberadaan sebuah fakta yang baru mereka sadari/dapati (nyatanya banyak yang pindah kesana untuk menyambung nyawa... walaupun banyak nyawa melayang karenanya).

atau tentang kebanyakan kendaraan bermotor? bahwa benda tersebut terbukti menghasilkan polusi, sekecil apapun (yang tidak pula dapat diantisipasi dengan pemusnahan polusi, tunggu dulu, apakah ada hal seperti itu? halow...). fakta ini, realitas ini, telah diabaikan (dan kamu akan dicap idealis kurang kerjaan jika mengusahakan produksi produk kendaraan bermotor bebas polusi). dan sekarang kita telah lihat realitas apa yang datang sebagai konsekuensinya. (haha bahkan sampai sekarang penanggulangan global warming masih dianggap idealis oleh kebanyakan).

banyak orang mungkin mengatakan bahwa berita yang mereka lihat di monitor adalah realistis, menurut saya berita di monitor adalah idealis (idealnya biar banyak ditonton?), karena yang ditampilkan di berita monitor hanyalah beberapa detik gambar bergerak 2 dimensi yang dijelaskan dengan kata2 yang bisa/dapat dikemas dengan indah/sedemikian rupa sehingga... ideal. (siapa yang tidak tahu kelemahan dari kata2 dan bahasa? nyatanya banyak orang mengartikan "teori" adalah lawan/kebalikan dari "praktek", padahal hal tersebut tidak ditulis dalam kamus manapun)

fakta2 yang disajikan pun seringkali tidak lengkap (mungkin karena beberapa penggal jika disampaikan akan melanggar hukum= yg berdasar pada suatu idealisme???... hei, sering mendengar inisial pelaku pencabulan? -bisa saja sama dengan inisial temanmu haha!) atau malah diumumkan statusnya yang masih dipertanyakan...

kadang2 terasa seperti sebuah pengumuman bahwa :

ada sesuatu. tapi belum diketahui apa sesuatu tersebut... (pernah merasakan yang seperti ini?)

yang terlihat di monitor adalah "cerita" dari apa yang sebenarnya terjadi, yang, lain pencerita, lain pula kata2 dan kelengkapan fakta2nya.
lalu realita apa yang terlihat di monitor? bahwa cerita yang sering disampaikan adalah cerita tentang kejadian buruk, sial, atau yang dengan mudah dapat dicap negativ?

hmm coba bandingkan= berita, cerita, derita... apakah ini suatu kebetulan? (b c d berurutan)

kesimpulan yang dapat didorong dari paragraf2 gak jelas diatas adalah:

lingkup realita kita masing2 (yang bergantung pada jangkauan (sinyal?), dan pengabaian2 pribadi), menentukan persepsi kualitas (layak-tidaknya) suatu keputusan yang akan kita atau orang lain ambil.

lalu apa hubungannya dengan alasan saya diatas?

di sebuah benua lain di planet ini, alasan saya diatas adalah sesuatu yang realistis.
namun di nusantara nan jaya dan kaya-raya ini... saya harus membiasakan diri dengan label saya hahaha

realitas perlu diubah, menjadi sebuah realitas baru, yang lebih baik. mari kita melakukan ini... dengan pertama-tama dicap sebagai idealis hahaha