
Apakah pengetahuan astrology india (jyotish), yang dengannya para astrologer bisa meramalkan bencana amerika di bulan september dahulu, dianggap sebuah science oleh... dunia science? padahal pengetahuan serupa (versi barat) digunakan oleh seorang penyembuh, yang diakui di dunia kedokteran, untuk meramu material-material sehingga material tersebut berproperti magis, dan memiliki kekuatan penyembuhan yang mampu menyembuhkan penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan cara-cara penyembuhan para penyembuh modern
I cannot help but to wonder, apakah pengetahuan ini begitu suci untuk diketahui banyak orang? ataukah pengetahuan ini begitu membahayakan bagi (sekelompok?) manusia?
Yang pasti saya benar-benar bosan dengan science modern, yang berkembang hanya karena bertujuan uang, dan pencapaian terbesarnya adalah penghancuran alam, perlahan (bahkan instan) tapi pasti
Seluruh dunia science akan tertawa atau terheran-heran, saat mendengar "science of human being : how to live in good behaviour and in harmony with nature"? padahal sistem tersebut dihamparkan secara jelas di berbagai macam kitab suci, kalau saja dunia science mau melihatnya secara objektif (bukannya science itu erat dengan objektivitas?). Namun sepertinya, segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan, seolah diabaikan oleh science modern
Apakah dengan kalkulus tingkat pencakar-langitnya, science sudah/dapat mengakui keberadaan Tuhan? Herannya saya hampir-hampir tidak pernah menemukan kata Tuhan di buku pelajaran sekolah, yang notabene berisikan dasar-dasar science modern, kecuali mungkin pada bagian terima kasih penulis atas diterbitkannya buku tersebut.
Tapi hati saya terkagum-kagum, saat membaca sebuah literatur suatu science (yang mungkin tidak diakui sebagai sebuah science, oleh science modern), karena didalam isinya sang penulis memuji-muji Tuhan "atas karuniaNya dalam science tersebut". dan terlebih lagi, hampir-hampir semua penulis yang menulis subjek serupa (science yang tidak diakui tersebut), selalu mengagungkan Tuhan dalam "isi" tulisannya (bukan pada bagian terimakasih atas dicetaknya buku tersebut), bahkan pada petunjuk praktikalnya dimulai dengan kata-kata "In God's name..." atau "In The name of our Lord... " (Dengan nama Tuhan...). tapi tentu saja science (yang memuji Tuhan) ini tidak diajarkan di sekolah
Mau dibawa kemana otak pintar kita ini? Entahlah, mungkin kita tidak butuh science modern setinggi itu, mungkin ketinggian tersebut hanyalah akibat dan efek samping dari hawa nafsu dan ke-ignorant-an kita (secara kolektif dalam peradaban dunia), contoh nya kemajuan pesat di bidang teknologi elektronik, ujung-ujungnya ke dunia hiburan, seperti bagaimana kita bisa melihat detail jerawat di wajah karakter animasi 3 dimensi dalam suatu videogame saat jerawat itu pecah terkena hantaman bogem mentah sang monster yang ditunjukkan dengan slowmotion 300000 frame per second sehingga tampak jelas substansi kuning bercampur darah, keringat, daki, dan debu yang beterbangan... keluar dari monitor dengan teknologi 3d terbaru! tanpa menggunakan kacamata 3d!
hah! makan tuh jerawat virtual!
mungkin science yang jauh lebih kita butuhkan adalah "the science of win-win solution between mankinds and the universe"
atau science of getting young girls
atau science of beautification of daughters
atau science of sexy-fication of woman
atau science of making all woman young sexy and lusty and delicious and
love
you
so
much!
YYYYEEEAAAAAAAAAAAARGH!
ddDESTROOOOOOY!